Wednesday, November 26, 2008

Makassar-Gorontalo 20-22 November 2008: The Journey of Fish Culinary

Sudah lama saya tidak pergi traveling agak jauh. Pergi keluar kota sih sering, tapi biasanya ke Jakarta, nothing special to tell...boring malah... Tanggal 20-22 November kemarin ada kesempatan ke Gorontalo via Makassar. First time to Gorontalo for me, jadi ya agak excited gitu.

Pas berangkat, transit di Makassar cukup lama, tapi karena harus berkunjung ke sebuah instansi pemerintah, jadi tidak terasa lama. Singkat kata, sampai Gorontalo sudah sore, hujan lagi. Kotanya kecil dan sepi, jalannya sempit, dan suasananya plain gitu... Rasanya tidak seperti berada di ibukota propinsi. Dan yang bikin discouraged adalah, kata orang hotel dan bapak-bapak dari instansi tempat saya berkunjung, tidak ada obyek wisata yang menarik di sekitar Gorontalo... Wah, bakal boring banget nih...

Untungnya saya agak terhibur dengan makanan. Menu utama orang Gorontalo adalah ikan, dan pada dasarnya saya tidak terlalu suka ikan. Tapi memang luar biasa...mereka memasak ikan-ikan laut, entah dengan bumbu apa, tapi rasanya...mak nyuusss... Dari sekian banyak menu ikan, yang paling saya suka adalah ikan woku balanga, seperti pepes tapi berkuah. Untungnya lagi ikan-ikan yg dimasak itu durinya besar-besar, jadi tidak sulit memilah-milahnya. The thing that I hate most from fishes is their small bones!

Meski kotanya kecil, tapi kelihatannya Gorontalo relatif aman dari kriminalitas. Saya lihat banyak motor yang ditinggal pengendaranya tanpa dikunci. Ternak (terutama sapi) juga dibiarkan berkeliaran di jalan tanpa takut diambil orang lain.

Pulangnya saya juga transit di Makassar. Kali ini transitnya lebih lama lagi, jadi saya dan teman mampir ke rumah kakak. Rumahnya berjarak sekitar 300m dari pantai Losari. Losari sekarang beda dengan 2-3 tahun yang lalu. Bersih dan menarik. Apalagi ada public ground yang sengaja dibangun agak menjorok ke laut. Makassar benar-benar kelihatan membangun. Di sebelah pantai Losari juga ada kompleks Celebes Convention Center yang megah. Belum lagi kalau melihat bandara barunya yang megah. Saya rasa ini adalah bandara terbagus di Indonesia, mengalahkan Soekarno-Hatta.

Saat makan siang, sekali lagi menunya ikan :-) Kali ini yang dipesan adalah ikan aneh, entah apa namanya. Bentuknya mirip ikan gembung (pokoknya jelek banget) dan kulitnya keras sekali. Rasa dagingnya cukup enak, tapi yang bikin heran adalah ikan ini tidak punya duri. Yang ada adalah semacam tulang belakang yang membujur dari kepala sampai ekor. Katanya sih ikan ini hidupnya di dasar laut, duduk tenang menunggu mangsa...

Lengkaplah sudah perjalanan ini, cocok kalau diberi judul "perjalanan kuliner: ikan"...

Foto-foto ada di Web album saya.